Hebatnya Dunia Pemahat-Kata
Bekerja di dunia tulis-menulis membuat saya semakin bersyukur. Mengapa? Apa hubungannya antara menulis dan bersyukur? Sebelum saya menjawabnya, akan saya ceritakan dulu bagaimana saya bekerja setiap hari …. Komputer hampir seperti segalanya bagi saya, bahkan paras monitornya lebih sering saya tatap ketimbang wajah istri saya sendiri. Saya selalu duduk manis di depan layarnya ketika di kantor. Atau saat saya membawa pekerjaan kantor ke rumah, si komputer akan duduk manis di pangkuan saya. Ini menyadarkan saya mengapa komputer jinjing itu disebut laptop. Lalu, begitu menyalakan komputer, masuklah saya ke “dunia lain”. Dunia yang mengizinkan saya melakukan apa saja. Dunia yang—setidaknya untuk sementara waktu—membolehkan saya membuat kesalahan, sebanyak dan sefatal apa pun itu. Dunia yang tak mengenal kata menyesal sebab segalanya bisa saya sunting kemudian. Kata “menyunting”, selalu menyenangkan bagi saya—in every sense of the words. Inilah dunia saya: dunia pemahat-kata. Dari puluh
Komentar
Posting Komentar